Konsep
Rumah Tahan Gempa
Konsep bangunan tahan gempa pada
dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan
yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa. Penerapan
konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yag cukup kuat diantara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.
konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yag cukup kuat diantara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.
Konsep rumah contoh yang
dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) tidak hanya
mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja, akan tetapi mencakup konsep
pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat dalam membangun rumah, serta
aspek kemudahan pelaksanaan. Ketahanan suatu bangunan sangat ditentukan
komponen rumah antara lain :
1. Pondasi
Pondasi menggunakan sistem pondasi
batu kali menerus, dimana hubungan antara sloof dengan pondasi dipergunakan
angker setiap 0.5 meter. Hal ini dimaksudkan supaya ada keterikatan antara
pondasi dengan sloof, sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan antara ponadsi
dengan sloof tidak lepas.
2. Dinding
Dinding yang dipakai merupakan
perpaduan antara kebiasaan masyarakat setempat yang menggunakan material kayu
dan dinding yang terbuat dari batu-bata. Untuk menyatukan dinding dengan kolom
maupun sloof, dipergunakan angker yang dipasang pada jarak 0.3meter. Untuk
mengatasi adanya gaya horisontal akibat gempa, maka pada dinding di pasang
pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang cukup lebar seperti :
pintu, jendela harus dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini balok
lintel disatukan dengan kayu kusen atas.
3. Kolom
Kolom menggunakan material kayu
dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu ukuran 2 x 5/10. Pemakaian ukuran yang
ada dipasaran, dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk
menahan gaya geser akibat gempa, maka pada ujung bawah kolom dipasang plat
berbentu U yang ditanam dalam adukan beton sloof. Untuk menjamin adanya satu
kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda, maka salah satu batang diagonal
kuda-kuda dipanjangkan sampai ke kolom. Sementara itu untuk menghindari
terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen pintu/jendela.
4. Kuda-Kuda
Kuda-kuda menggunakan material kayu
dengan atap menggunakan seng. Metoda sambungan yang dipergunakan sangat
sederhana, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk
memperkuat hubungan antara batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan
antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan
kuda-kuda lainnya menggunakan batang pengaku dan batang pengaku di badan
bangunan yang biasa disebut dengan batang lintel. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan adalah sambungan antar batang horisontal janganterletak pada titik
buhul, hal ini untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai antara
sambungan tarik dan sambungan tekan.
Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini dikamsudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang dipergunakan adalah seng yang cukup panas.
Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini dikamsudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang dipergunakan adalah seng yang cukup panas.
Terima kasih telah berkunjung di website mitra-arsitek, untuk konsultasi, pertanyaan dan informasi lainnya silahkan hubungi kontak tersedia